ALAT PENANGKAPAN IKAN PURSE SEINE

ALAT PENANGKAPAN IKAN PURSE SEINE
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pukat cincin atau biasa sisebut dengan “Purse Seine“ adalah alat penangkap ikan yang dipergunakan untuk menangkap ikan pelagis yang bergerombol seperti: Kembung, Lemuru, Layang, Tongkol, Cakalang, dan lain sebagainya.

Purse Seine merupakan alat penangkap ikan yang bagian utamanya adalah jaring, dipergunakan untuk menangkap ikan pelagis besar atau ikan pelagis kecil sesuai dengan ukuran dan jumlah yang banyak. Alat penangkap ikan jenis purse seine terdiri dari kantong (bag, bunt), badan jaring, tepi jaring, pelampung (float), tali pelampung (float line), sayap (wing), pemberat (singker lead), tali penarik (purse line), tali cincin (tali kang), cincin (ring), dan selvage. Ikan yang menjadi tujuan penangkapan dari Purse seine yaitu ikan – ikan pelagis yang membentuk gerombolan/kawanan berada dekat permukaan air (sea surface). Sangat diharapkan pula densitas school (gerombolan/kawanan) tersebut tinggi, yang berarti jarak ikan dengan ikan yang lainnya harus sedekat mungkin (Ayodhyoa, 1981).

Purse seine dioperasikan dengan cara melingkarkan jaring mengelilingi kawanan ikan, sehingga kawanan ikan tidak dapat meloloskan diri secara horizontal. Setelah pelingkaran selesai jaring dikerutkan dengan cara menarik tali kerut, sampai tali pemberat menyatu dan bagian bawah jaring tertutup, sehingga kawanan ikan tidak dapat meloloskan diri secara vertical maupun horizontal. Kawanan ikan digiring ke bagian kantong yang terdapat diujung jaring di salah satu sisi jaring dengan cara menarik jaring ke kapal dan akhirnya ikan hasil tangkapan diangkat ke atas kapal (Ayodhyoa, 1981).

Purse Seine dikenal juga sebagai Pukat Cincin atau Pukat Lingkar. Alat tangkap ini berbentuk persegi panjang dengan pelampung (Floats) di bagian atas dan pemberat (Sinkers) serta cincin besi (rings) yang terdapat di bagian bawah. Pada saat dioperasikan, kapal yang membawa alat penangkap ikan jenis ini melingkari sekawanan ikan yang telah dikumpulkan dengan pemikat rumpon dan lampu berkekuatan tinggi. Setelah lingkaran terbentuk sempurna, maka tali kolor (Purse Line) yang terdapat di bagian bawah akan ditarik melewati cincin-cincin besi yang bergelantungan di bagian bawah jaring sehingga alat tangkap ini akan mengerucut dan berbentuk seperti mangkok dengan segerombolan ikan yang terkurung di dalamnya.

Selanjutnya seluruh jaring akan ditarik ke sisi kapal dan ikan yang tertangkap akan terkumpul di bagian kantong jaring secara otomatis. Jenis ikan sasaran purse seine Laut Jawa adalah jenis-jenis ikan pelagis kecil seperti Selar, Layang, Kembung, Tongkol, Bawal, Kayul dsb. Meski demikian, kadang kala tertangkap pula jenis-jenis ikan lainnya meski jumlahnya sangat sedikit seperti Kakap, Tenggiri, Baronang dan ikan-ikan dasar lainnya

Purse seine dibagi menjadi dua, yaitu purse seine dengan kontong (bunt) di tenggah dan kantong di pinggir

Pada purse seine kantong di tenggah biasanya penarikan jaring dilakukan dari ke dua ujungnya, purse seine ini biasanya ditarik dengan tenaga manusia. Sedangkan yang kantongnya di pinggir biasanya ditarik dengan mesin penarik (power block) yang digerakan dengan hidrolik. Pengoperasian purse seine dapat dilakukan dengan satu buah dan lebih dari satu buah kapal, hal ini tergantung dari ukuran kapal, ukuran jaring, dan jenis ikan yang akan tangkapan.
Modul Teknik Pengoperasian Purse Seine ini disusun sebagai panduan belajar para peserta Diklat Penangkapan ikan supaya para peserta diklat dapat mengerti tentang cara Pengoperasian Purse Seine. Modul ini bermanfaat sebagai bahan acuan para pelatih dalam memberikan materi mengenai Penangkapan Ikan dengan Purse Seine, sehingga para peserta diklat dapat melakukan kegiatan penangkapan ikan di lapangan dengan benar, baik dari persiapan di darat. Alat penangkap ikan, kapal yang digunakan, daerah penangkapan ikan, teknik pengoperasian dan jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan.



2. MENGIDENTIFIKASI ALAT PENANGKAP IKAN JENIS PURSE SEINE.
Uraian Materi :
Pukat cincin atau lazim disebut dengan “Purse Seine” adalah alat penangkap ikan yang terbuat dari lembaran jaring berbentuk segi empat pada bagian atas dipasang pelampung dan bagian bawah dipasang pemberat dan tali kerut (purse line) yang berguna untuk menyatukan bagian bawah jaring, sehingga ikan tidak dapat meloloskan diri ke bawah (vertikal) dan ke samping (horizontal). Biasanya besar mata jaring disesuaikan dengan ukuran ikan yang akan ditangkap. Ukuran benang dan mata jaring tiap-tiap bagian biasanya tidak sama. Disebut dengan pukat cincin sebab pada jaring bagian bawah dipasangi Cincin (ring) yang fungsi untuk memasang tali kerut atau biasa disebut juga tali kolor.

A. Bentuk Umum Pukan Cincin (Purse Seine)
Purse seine dinamakan demikian karena sifat alat tangkap yang menggurung gerombolan / kawanan ikan, kemudian tali kerut ditarik sehingga jaring membentuk kantong yang besar, sehingga ikan-ikan terkurung. Purse seine memiliki bentuk umum dan bagian-bagian yang sama walaupun ada bermacam-macam purse seine. Bentuk umum purse seine beserta bagian-bagiannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Bentuk umum pukat cincin

B. Klasifikasi Pukat Cincin
Pukat cincin diklasifikasi sesuai dengan International Standards Stastistic Classification of Fishing Gear (ISSCFG) FAO dengan symbol dan singkatan ISSCFG 01.0.0. adapun kode dan singkatan sebagai berikut :
1. Jaring lingkar dengan singkatan dan kode 01.0.0.2.
2. Jaring lingkar bertali kerut PS 01.1.0 3.
3. Jaring lingkar satu kapal PS 01.1.1 4.
4. Jaring lingkar dua kapal PS 01.1.2 5.
5. Jaring lingkar tanpa tali kerut / lampara LA 01.2.0

Pada dasarnya purse seine dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : purse seine dengan kantong di bagian ujung jaring dan purse dengan kantong dibagian tengah.
Klasifikasi pukat cincin dapat dibagi menjadi dua yaitu : Pukat cincin dengan kantong ditengah dan kantong di pinggir. Selain itu pukat cincin dapat diklasifikasikan menurut bentuk dasarnya yaitu : Segi empat, Trapesium dan Lekuk.
1. Letak kantong ( bunt ) pada jaring utama
Berdasarkan letak kantong pada jaring utama yaitu :
1) Kantong terletak pada salah satu ujung jaring
2) Kantong terletak pada tenggah-tenggah jarring


Gambar 4 : Pukat cincin dengan kantong di salah satu ujung jaring.

Gambar 5 : Pukat cincin dengan kantong di tengah Jaring

C. Bentuk dasar jaring utama
Berdasarkan bentuk Jaring Utama purse seine yaitu :
1. Bentuk segi empat
2. Bentuk trapesium
3. Bentuk berlekuk
Gambar 6 : Purse seine bentuk segi empat

Gambar 7 : Purse seine bentuk trapezium


Gambar 8 : Purse seine bentuk lekuk

Menurut Sadhori dalam (1986), purse seine dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Berdasarkan tipe letak kantong:
(1) Tipe Amerika
(2) Tipe Jepang
2. Berdasarkan jumlah kapal:
(1) Satu kapal
(2) Dua kapal
3. Berdasarkan target tangkapan:
(1) Purse seine tuna
(2) Purse seine layang
(3) Purse seine kembung, dsb
4. Berdasarkan waktu operasi:
(1) Siang hari
(2) Malam hari
.


Rasio Panjang kapal, lebar kapal dan panjang jaring


D. Bagian-Bagian Pukat Cincin
Menurut Ayodhya (1981) ikan yang menjadi tujuan penangkapan dari Purse Seine adalah ikan-ikan pelagis yang bergerombol dekat dengan permukaan air, yang berarti jarak ikan dengan ikan lainnya saling berdekatan. Menurut Usemahu (2003) ikan-ikan yang tertangkap dengan purse seine karena gerombolan ikan tersebut dikurung oleh jaring sehingga pergerakannya terhalang oleh jaring dari dua arah, baik pergerakannya ke samping(horizontal) maupun pergerakannya ke arah dalam (vertikal).
Secara umum berbagai macam bahan yang digunakan untuk pembuatan purse seine dapat diperinci sebagai berikut : jaring utama, srampat (selvedge), kantong (bunt)
1. Jaring Utama :
Bahan yang biasa digunakan adalah benang nylon PA 210d/9 dengan besar mata jaring (mesh size) 1,25 inchi. Panjang pukat cincin biasanya ± 3 kali kedalaman jaring, misalnya ; Panjang x lebar = 300m : 100m. Jumlah mata ke bawah atau dalamnya tergantung dari kedalaman air dimana alat tersebut akan dioperasikan

2. Tali Ris :
Adalah tali pengikat tali pelampung dan pemberat terhadap jaring, tali ris terdiri dari tali ris atas dan tali ris bawah, tali ris atas berfungsi sebagai pengikat tali pelampung dan tali ris bawah berfungsi sebagai pengikat tali pemberat. Tali ris atas dan bawahmengunakan arah pintalan yang berlawanan dengan tali pelampung dan tali pemberat. Penciutan (shrinkage) pada umumnya berkisar antara 30% - 15% bahkan ada yang menggunakan shrinkage 10%. Shrinkage pada tali ris atas kadang-kadang berbeda dengan shrinkage pada bagian bawah jaring, dimana pada bagian bawah lebih kecil yang berarti tali ris bawah akan lebih panjang dari tali ris atas.

Gambar 9 : Tali ris atas, pelampung dan selvedge


Gambar 10. Tali ris bawah, pemberat, selvedge dan ring

4. Tali kang (ring) :
Tali ring adalah tali yang dipergunakan untuk menggantungkan cincin pada tali ris bawah. Tali ring ini juga kadang-kadang disebut juga dengan tali kang.
Tali kang dibuat dengan menggunakan bahan kuralon atau polyethylene dengan ukuran diameternya = 10 mm. Dan ukuran panjangnya ± 150 cm. Ada tiga tipe tali ring yaitu :
1) Bentuk kaki tunggal,
2) Bentuk kaki ganda,
3) Bentuk dasi.
Gambar 11 : Bentuk-bentuk Tali Cincin

5. Tali kerut (purse line) :
Berfungsi untuk menyatukan cincin yang terdapat di bagian bawah, sehingga ikan yang berada di dalam akan terkurung jaring yang berbentuk kantong.
Tali biasa disebut juga dengan tali kolor, bahan tali kolor umumnya menggunakan polyethylene (PE) akan tetapi kadang-kadang ada juga yang menggunakan kuralon (PVA). Ukuran tali kolor adalah merupakanukuran yang terbesar di antara ukuran tali-tali yang lainnya, yaitu garis tengah kurang lebih 25 mm. Hal ini karena tali kolor memerlukan kekuatan yang cukup besar bila dibandingkan dengan tali-tali lain.

6. Pelampung :
Pelampung berfungsi untuk menahan bagian jaring supaya tetap mengapung, sehingga jarring membentuk dinding sebagai penghalang ikan supaya ikan terkurung dalam jaring. Bahan yang digunakan adalah bahan yang berat jenisnya lebih kecil dari berat jenis air laut. Gambar 12. Pelampung pukat cincin
Gambar 12. Pelampung pukat cincin



Gambar 13. Pemberat dan tali ring dari rantai

8. Cincin :
Fungsi cincin adalah untuk tempat lewatnya tali kerut sewaktu ditarik agar bagian bawah jaring dapat terkumpul. Bahan cincin biasanya dari kuningan atau tembaga atau kadang-kadang digunakan bahan besi yang dilapisi dengan kuningan. Cincin yang dipergunakan biasanya mempunyai ukuran diameter 10 cm dengan berat sekitar 400 gram.


3. Penyiapan pelampung, pemberat dan cincin
Kelengkapan lain yang perlu disiapkan untuk dipasang antara lain :
a). Pelampung dengan tipe PVC Y-80 sebanyak 1120 buah pelampung.
b). Pemberat yang digunakan Pb (timah hitam) sebanyak 2880 buah @ 250 gram
c). Cincin dari bahan kuningan dengan ukuran 12mm x 85mm sebanyak 120 buah.

Dalam Tabel 8, ditunjukkan jumlah kebutuhan pelampung, pemberat dan cincin
Tabel 8. Rincian Kebutuhan Perlengkapan (Pelampung, Pemberat dan Cincin)
No.
Nama Bagian & Jenis Perlengkapan
Jumlah
Nama Bagian
Jenis / Type
1.
Pelampung
PVC / Y-80
1120 Buah
2.
Pemberat
Timah Hitam / Pb-250 gr
2880 Buah
3.
Cincin
Kuningan (10 x 85) mm
120 Buah


3. TEKNIK PENGOPERASIAN PURSE SEINE

Menurut Erfan (2008) terdapat perbedaan cara penggunaan kapal purse seine one boat system dan two boat system, yaitu :
One boat system :
1. Cara operasi lebih mudah. Pada operasi malam hari, lebih mungkin menggunakan lampu untuk mengumpulkan ikan pada one boat system, sedang untuk two boat system lebih cenderung hanya untuk menangkap jenis-jenis ikan yang bergerak dengan pergerakan yang cepat pada siang hari
2. Memungkinkan pemakaian kapal yang lebih besar, dengan demikian area operasi akan menjadi lebih luas
3. Pengaruh cuaca relatif kecil (lebih dapat dikuasai, dengan demikian jumlah operasi akan lebih banyak
4. Menarik jaring, mengangkat jaring, mengangkat ikan dan pekerjaan lain di dek memungkinkan dimekanisir, sehingga kerja akan lebih efisien
5. Dengan ukuran jaring yang sama, ukuran kapal akan lebih besar dibanding two boat system.
Two boat system :
1. Teoritis waktu yang diperlukan untuk melingkari gerombolan ikan akan menjadi sekitar seperdua dari waktu yang diperlukan oleh one boat system. Oleh karena gerombolan ikan mudah dilingkari dan dapat dilakukan dengan cepat, diharapkan akan mendapatkan catch yang besar
2. Sifat ikan, kondisi fishing ground (angin, arus, gelombang, dll), kondisi saat operasi, dsb akan mempengaruhi penentuan system yang dipakai.

Standar Unit Kompetensi mengoperasikan Purse Seine.
Uraian Materi :
Operasi penangkapan ikan dengan pukat cincin terdiri dari : Persiapan (penyusunan) Alat tangkap, Pencarian kawanan ikan atau pencarian Rumpon (searching), penurunan jaring (setting), penarikan tali kerut (pursing), penarikan jaring (hauling), dan pengangkatan hasil tangkapan (brailling)
A.. Persiapan Penangkapan
Penyusunan alat tangkap sebelum kapal purse seiner (kapal penangkap ikan dengan purse seine) merupakan pekerjaan yang harus dikerjakan. Penyusunan jaring di atas dek kapal biasanya disusun pada : samping kiri, samping kanan, atau buritan kapal.
Penempatan alat tangkap di atas kapal ini disesuaikan arah putaran baling-baling kapal. Pada kapal dengan baling-baling kapal putar kiri (dilihat dari buritan kapal) biasanya pukat cincin ditempatkan di sisi kiri, pada kapal dengan baling-baling putar kanan alat tangkap ditempatkan di sisi kanan kapal, sedangkan penyusunan di buritan kapal, dapat dilakukan pada kapal baling-baling putar kiri maupun kanan.
Gambar . Penyusunan jaring di sisi (lambung) kanan kapal


Gambar . Penyusunan jaring di sisi (lambung) kiri kapal


Ket: a. pelampung, b jaring dan c cincin.
Gambar . Penyusunan jaring di buritan (dek belakang)

B. Pencarian kawanan ikan atau pencarian posisi rumpon (searching)
Daerah penangkapan atau lazim disebut “ fishing ground” adalah suatu daerah dimana ikan dapat ditangkap dengan hasil tangkapan ikan yang mengguntungkan. Adapun syarat daerah penangkapan pengoperasian purse seine yaitu :
a. bukan daerah yang dilarang menangkap ikan
b. terdapat ikan pelagis yang bergerombol
c. perairannya relatif lebih dalam dibandingkan dengan dalamnya jaring
Operasi penangkapan yang membutuhkan rumpon sebagai alat bantu menangkap ikan, maka kapal penangkap tersebut setelah sampai daerah penangkapan yang diinginkan maka rumpon diturunnkan ke dalam perairan dan diberi pelampung tanda kemudian ditinggalkan, biasanya nelayan membawa lebih dari satu rumpon. Tetapi ada pula rumpon tidak ditinggalkan, tetapi setelah kapal lego jangkar (menurunkan jangkar) rumpon diturunkan ke dalam air kemudian diikatkan satu buah di haluan dan satu buah di buritan kapal. Lampu penerangan (listrik atau minyak tanah) dinyalakan di sekeliling kapal sehingga kapal tersebut sanggat terang, maksudnya supaya ikan bergerombol di sekitar kapal.
Penggunaan Sonar untuk mencari gerombolan ikan pada kapal penangkap sanggat diperlukan tetapi cara mencari gerombolan ikan dapat dilihat dengan memperhatikan tanda-tanda adanya ikan, yaitu :
a. burung menyambar-nyambar ke permukaan air laut
b. ikan-ikan yang melompat-lompat
c. di permukaan laut terliahat ada buih-buih atau percikan air laut
d. adanya riak-riak di permukaan
e. warna air laut yang lebih gelap dari warna laut sekitarnya

Lakukanlah pengamatan seperti berikut ini :
1. Pergunakan alat bantu untuk pengamatan dengan Alat teropong (binocular)
2. Lakukan pengamatan ditempat yang terbuka dan di bagian dek kapal yang paling tinggi.
3. Jika kelihatan ada tanda-tanda adanya kawanan ikan, sampaikan kepada yang sedang mengemudikan kapal.
4. Setelah dekat dengan kawanan ikan, lakukan pendeteksian kawanan ikan dengan alat yang ada. Pada kapal-kapal besar pendeteksian kawanan ikan dengan menggunakan SONAR.

C. Penurunan jaring (setting)
Pada kegiatan setelah diputuskan atau disimpulkan bahwa akan dilakukan penangkapan kawanan ikan tersebut, maka pekerjaan selanjutnya adalah penurunan jaring (setting). Jika alat bantu pengumpul ikan menggunakan rumpon dan lampu), Ikan-ikan akan bergerombol di sekitar rumpon yang diberi penerangan telah terlihat padat maka operasi penangkapan dapat dilaksanakan. Pertama adalah melepas rumpon dari haluan kapal, rumpon yang di buritan dinaikan ke atas kapal. Rumpon yang dilepas dan diberi tanda serta penerangan, kemudian kapal hibob jangkar (menaikan jangkar) menjauhi rumpon sampai dengan jarak yang optimum untuk melingkari gerombolan ikan di sekitar rumpon.
Operasi penangkapan dengan purse seine perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Arah angin, yaitu posisi jaring harus di atas angin terhadap posisi kapal,. sehingga posisi kapal pawa saat selesai menurunkan jarring, kapal tidak akan masuk ke dalam lingkaran purse seine, hal ini perlu diketahui bahwa kapal akan lebih cepat bergeser yang disebabkan karena pengaruh dorongan angin dari pada pergeseran jarring yang berada di dalam air karena dirongan/pengaruh arus.
Gambar.( a). Kedudukan alat tangkap terhadap angin
(b)Kedudukan alat tangkap terhadap arus

b. Arah arus, kebalikan dari arah angin, yaitu kapal harus berada di atas arus sehingga alat tangkap tidak hanyut di bawah kapal, sehingga menyulitkan penarikan alat tangkap ke atas dek kapal.
c. Arah pergerakan gerombolan ikan.
Jaring harus menghadang arah pergerakan gerombolan ikan sehingga ikan yang telah dilingkari tidak dapat meloloskan diri. Jaring diturunkan di depan gerombolan ikan sehingga setelah selesai setting kapal berada di belakang gerombolan ikan.
Gambar. Kedudukan alat tangkap terhadap arah pergerakan ikan

d. Arah datangnya sinar matahari
Operasi penangkapan pada siang hari harus memperhatikan arah datangnya sinar matahari, sebab bila penempatannya tidak sesuai maka gerombolan ikan akan memencar sehingga operasi penangkapan tidak berhasil. Terhadap datangnya sinar matahari alat tangkap harus diletakan sesuai dengan datangnya sinar matahari dan kapal berada berlawanan dengan datangnya sinar matahari
Gambar. Kedudukan kapal penangkap terhadap arah sinar matahari

Setelah penggaruh-penggaruh tersebut dipertimbangkan dan mencapai jarak dengan gerombolan yang diinginkan maka pelingkaran jaring dapat dimulai. Adapun urut-urutan penurunan jaring sebagi berikut :
1) Ujung-ujung tali ris (atas dan bawah) disatukan dengan tali kerut , kemudian diberi pelampung tanda dan pelampung tersebut di bawa terjun kelaut oleh seorang anak buah kapal (ABK), pada kapal yang beroperasi dengan dua kapal ujung tersebut di bawa oleh kapal yang tidak membawa alat tangkap dan kapal yang satunya membawa alat tangkap.
2) Setelah itu maka kapal penangkap akan melingkari gerombolan ikan dimulai dengan menurunkan : jaring, pelampung, pemberat, dan cincin, menuju ke arah pelampung tanda atau kapal pembawa ujung jaring awal, bagi purse seine yang dioperasikan dengan dua buah kapal. Kapal dengan baling-baling putar kanan maka arah pelingkaran jaring ke arah kanan dan sebaliknya kapal dengan balin-baling putar kiri pelingkaran jaring ke arah kiri
3) Pada saat pelingkaran sudah selesai maka ujung jaring yang satu dinaikan ke kapal penangkap dan selanjutnya tali kerut ditarik hingga cincinnya terkumpul demikian juga jaring bagian bawah sudah terkumpul menjadi satu di atas dek. Dengan demikian ikan-ikan sudah terkurung di dalam jaring.



1. Hasil perhitungan nilai ratio antara kecepatan & panjang kapal dipersyaratkan :

V = (1.26 s/d 1.49) √L

keterangan :
V = kecepatan kapal (knot)
L = Panjang kapal (ft)
2. Memerlukan kemampuan lingkar yang besar, maka diusahakan ukuran panjang kapal yang tidak terlalu panjang.

Tabel. 1, Nilai ratio ukuran utama kapal pukat cincin.

Panjang kapal
Nilai Ratio
L/B
L/D
B/D
L≤22m L>22m
<4 10="" 11="">2,15
>2,10


D. Penarikan tali kerut (pursing)

Setelah jaring diturunkan dan dilingkarkan untuk melingkari kawanan ikan, kegiatan selanjutnya adalah sebagai berikut :
1. Setelah jaring dilingkarkan, tariklah tali kerut jarring ( purse line ) dengan menggunakan Pangsi penarik tali kerut ( Purse line winch ) atau dengan menggunakan Kapstan sampai dengan bagian bawah jaring jadi satu atau bagian bawah jaring jadi tertutup.
2. Tariklah bagian pelampung jaring yang melengkung ke dalam lingkaran jaring dengan menggunakan skiff boat.
3. Lakukanlah penarikan tali kerut sampai dengan semua cincin (ring) terikat di Dewi-dewi tali kerut (Purse Davit).
Gambar Konstruksi Rumpon untuk Purseseiner Thailan di Teluk Masthawee Thailan 1986.

E. Penarikan/pengangkatan jaring ke atas kapal (hauling)
Tahapan Pekerjaan yang dilakukan dalam kegiatan penarikan / pengangkatan jaring ke atas dek kapal (hauling) adalah sebagai berikut :
1. Tariklah ujung jaring yang tidak ada kantongnya secara berurutan dengan menggunakan alat penarik jaring berupa Power block.
2. Selanjutnya jaring disusun kemali pada tempatnya, agar siap pada setting yang berikutnya.
3. Lakukanlah penarikan jaring sampai dengan ikan terkumpul pada bagian kantong jaring.



F. Pengangkatan ikan ke atas kapal ( brailling ).
Setelah selesai penarikan jaring, maka ikan akan terkumpul dibagian kantong jaring (bunt). Tahapan kegiatan berikutnya adalah :
1. Siapkanlah pangsi (winch) yang telah dipasangkan serok besar.
2. Ulurkanlah serok dengan posisi miring ke jarring bagian kantong dimana ikan terkumpul. . Tariklah posisi serok menjadi mendatar, sehingga ikan berada di dalam serok.
4. Angkatlah seroknya dengan menggunakan tenaga motor elektronik sampai posisi serok berada di atas lubang palkah.
5. Tariklah tali pengikat ujung serok, sehingga ikan keluar dari serok dan masuk kedalam palkah yang sudah disiapkan unit pendingin ikan.
6. Lakukanlah kegiatan penyerokan ikan sampaidengan semua ikan yang berada di dalam kantong jaring terangkat semuanya.
Setelah selesai kegiatan pengangkatan ikan, semua bagian jaring diangkat dan disusun lagi di atas dek dan siap diturunkan lagi pada kegiatan setting berikutnya. Kegiatan selanjutnya adalah menangani ikan hasil tangkapan.

Comments

Popular posts from this blog

Karakteristik Biologi Ikan Tuna

Bubu Lipat

LAMPU DALAM AIR